Selama ini anak-anak hanya mengetahui dongeng mengenai kejayaan Islam hanya bisa ditemukan di perfilman dan buku-buku saja, namun kini di Lamongan, mereka dapat melihat secara langsung benda-benda bersejarah bukti kebesaean Islam di dunia.
Di sebuah museum khusus yang menyuguhkan mengenai kebesaran Islam tersaji di Indonesian Islamic Art Museum yang berlokasi di Wisata Bahari Lamongan (WBL) di Jalan Raya Paciran.
Museum yang dikenal sebagai Museum Islam yang didirikan pada 28 Desember 2016 lalu ini menjadi destinasi menarik untuk menambah pengetahuan anak usia sekolah.
“Ini saya ajak anak-anak ke sini untuk study tour,” kata pengunjung asal Kecamatan Glagah, Rinayatul Qoiroh, Selasa (30/5/2017).
Apa sebab? Di Indonesian Islamic Art Museum, pengunjung disuguhi pengetahuan sejarah perkembangan Islam mulai dari masa sebelum Nabi Muhammad SAW hingga Islam memasuki Nusantara yang terbagi dalam tiga zona, yakni zona audio visual, zona galeri peninggalan kerajaan Islam dunia dan zona diorama.
“Ini untuk memberikan edukasi ke anak-anak, sehingga anak-anak tahu tentang SKI (sejarah Kebudayaan Islam),” ujar Qoiroh.
Di Indonesian Islamic Art Museum, pengunjung disuguhi koleksi benda-benda bersejarah dari berbagai penjuru dunia, mulai dari galeri peninggalan kerajaan Ottoman Turki, Mughal India, Dinasti China, Samudra Pasai Sumatera, Aceh, Mataram Islam dan rekam jejak Walisongo di Pulau Jawa.
Di museum ini, pengunjung juga dapat melihat secara langsung artefak-artefak dari berbagai kerajaan yang ada di luar negeri, seperti Ottoman Turki, Mughal India (Taj Mahal), dan masa ke dinastian China.
Seperti pedang Zulfikar Shamsir, baju perang Turki atau baju zirah, manuskrip Al-Qur’an dan masih banyak lainnya. Ada pula ratusan koleksi keramik dari dinasti Tang, Song, Yuan, Qing dan kerajaan Champa hingga beberapa kain gujarat dari India.
“Kita tahu tentang sejarahnya, peninggalannya, yang menarik tadi di daerah China, bisa tahu uang zaman China dulu, peninggalannya banyak,” ucapnya.
Ungkapan kekaguman juga diutarakn pengunjung lainnya, Safiyatul Qoiriyah. Ia mengaku takjub dengan sejarah kejayaan Islam di dunia. “Gak pernah tahu, ke sini saya jadi tahu sejarah Islam,” tutur Safiyatul.
Apalagi, di zona pertama, zona audio visual, Ia disuguhi pemutaran film tentang sejarah peradaban Islam dunia. Di film pendek berdurasi 15 menit ini, Safiyatul, mengetahui gmbaran jazirah Arab di masa lalu, kedatangan Nabi Muhammad SAW, masa kekhalifahan, hingga penyebaran Islam ke penjuru dunia.
“Filmnya menarik, karena menceritakan sejarah Islam dengan lengkap,” ucap Safiyatul. Bahkan, di zona diorama, Ia menyempatkan diri berfoto dengan berbagai miniatur tiga dimensi, seperti Masjid dan Kapal Cheng Ho, Masjid Agung Banten, Toko Persia, dan gambaran perdagangan di masa penyebaran Islam di Indonesia.
Memberikan edukasi dan pengetahuan kepada memang menjadi tujuan utama Indonesian Islamic Art Museum ke para pengunjung, utamanya anak usia sekolah.
Untuk bisa menambah pengetahuan tentang sejarah peradaban Islam di Museum Islam, pengunjung hanya perlu mengeluarkan uang dalam kantong sebesar Rp10.000 ketika hari biasa (Senin-Kamis) dan Rp15.000 ketika weekend (Jumat-Minggu) sebagai biaya tiket masuk Museum Islam ini.
“Kita punya koleksi ratusan koleksi, koleksi dari luar negeri juga ada, Turki, Mughal India, China ke dinastian yang ada di daratan Tiongkok,” ujar Karim.
Artikel ini diambil dari website TIMES INDONESIA
https://timesindonesia.co.id/wisata/149246/ini-sensasi-berkunjung-ke-indonesian-islamic-art-museum