JAKARTA – Mempelajari bagaimana perjalanan awal Islam masuk ke Indonesia tentunya menjadi hal yang menarik. Terlebih lagi, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Kita bisa menemukan jawabannya di Indonesia Islamic Art Museum.
Indonesia Islamic Art Museum merupakan museum tentang Islam pertama di Indonesia dan salah satu yang terlengkap di dunia. Museum ini menyimpan banyak koleksi seni Islam dan artefak berharga yang menandai masuknya agama Islam ke tanah air.
Indonesia Islamic Art Museum yang terletak di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur ini dibuka pada 28 Desember 2017 sebagai bentuk apresiasi atas meningkatnya minat terhadap seni Islam dengan mengoleksi, memelihara serta melestarikan artefak seni Islam.
Di Indonesian Islamic Art Museum, pengunjung dapat melihat benda-benda bersejarah dari kerajaan Islam di Indonesia, seperti benda-benda bersejarah dari Kerajaan Samudra Pasai, Aceh, Mataram Islam, Gowa-Tallo, Demak dan masih banyak lainya. Ada pula berbagai kitab-kitab kuno karangan Walisongo yang usianya sudah lebih dari seribu tahun.
Misalnya, kitab tafsir Arab. Kitab tafsir Arab menjelaskan tentang ibadah, iman, tauhid hingga perjalanan nabi-nabi. Kitab ini diperkiraan ada pada masa salah satu Walisongo yaitu Sunan Drajat. Kitab Tafsir arab ini ditulis dengan huruf pegon.
Ada juga lukisan “Macam Ali”. Lukisan ini menggambarkan tentang filosofi “Macan Ali” yang merujuk pada bentuk pendekatan nilai-nilai Islami dalam kaligrafi Arab yang berisikan dua kalimat syahadat. Macam Ali juga digunakan sebagai kebesaran Kerajaan Kanoman atau Kesultanan Cirebon Pimpinan Sunan Gunung Jati.
Kemudian, ada juga koleksi seni Islam lainnya seperti kitab tafsir Islam, pemukul bedug dengan figur muslim, keris bertuliskan Arab, wayang kulit, wayang krucil dan lain-lain.
Tidak hanya itu, Indonesian Islamic Art Museum juga mendatangkan artefak Islam dari berbagai kerajaan Islam dunia, seperti Ottoman Turki, Mughal India dan Dinasti Cina. Misalnya, baju zirah lengan panjang. Baju besi ini digunakan sebagai pelindung dalam peperangan oleh tentara pasukan Kesultanan Ottoman pada abad ke-16 yang dipimpin oleh Raja Sulaiman Agung.
Baju besi tersebut juga dilengkapi dengan pelindung kaki, ikat pinggang, pelindung tangan, pelindung kepala hingga persenjataan yang lengkap. Semua perlengkapan perang tersebut ada pada sekitar abad ke-16 hingga abad ke-18.
Kemudian, ada juga ikon menarik dari Indonesian Islamic Art Museum berupa patung ksatria Muslim Ottoman dengan baju besi beserta perlengkapan perang yang lengkap. Ikon ini berada di tengah-tengah museum dan menjadi spot menarik bagi pengunjung.
Indonesia Islamic Art Musuem juga mempunyai zona diorama yang berisi berbagai replika peradaban Islam seperti pasar tradisional, toko kelontong, masjid Cheng Ho, kapal Cheng Ho, pergudangan Belanda, toko Persia dan masih banyak lainnya. Suasana dan latar belakangnya dibuat tampak nyata, sebab disesuaikan dengan jenis replikanya.
Terlebih lagi, museum ini mengikuti perkembangan zaman dengan sudah berbasis teknologi informasi modern Augmented Reality (AR). Dengan demikian, para pengunjung dapat merasakan pengalaman berbeda saat berkunjung ke Indonesia Islamic Art Museum.